sejarah anal sex

| Sabtu, 23 Oktober 2010 | |

kira" 11 abad yang lalu ada kelompok sekte yang di juluki Khatar disebut jua BOUGRE atau BULGAR. menurut ajaran sekte ini tujuan akhir umat manusia adalah menaggalkan tubuh jasmani kita dan menjadi sepenuhnya rohani.
"dunia jasmani diciptakan oleh setan dan sepenuhnya jahat,tuhan sepenuhnya bersifat rohani"
karena alasan ini mereka berfikir bahwa memiliki sedikit keturunan semakin baik, karena akan mengurangi jumlah kehidupan jasmani yang diciptakan setan dan tidak mengumbar nafsu jasmani.
untuk beberapa saat kaum ini binggung bagai mana agar bisa bersetubuh tapi tidak mengumbar nafsu jasmani. akhirnya kebijakan anal sex pun muncul yang didasari bahwa bercinta melalui pintu belakan(pantat.red) tidak akan menambah ciptaan setan/jasmani baru,dan dipercayai bahwa lobang bol adalah lobang yang paling rohaniah bagi kau khatar/bulgar pada zaman itu.

(sumber buku peradaban kuno/larry gonick)
Seks anal (bahasa Inggris: anal sex atau anal intercourse) adalah hubungan seksual di mana penis yang ereksi dimasukkan ke rectum melalui anus. Selain itu penetrasi anus dengan dildo, butt plug, vibrator, lidah, dan benda lainnya juga disebut anal sex. Anal sex dapat dilakukan oleh orang heterosexual maupun homosexual.
Alasan
Dalam beberapa budaya female receptive anal intercourse diterima karena risiko kehamilan lebih rendah (walaupun tidak ada jaminan, karena mani dapat masuk dari anus melalui perineum ke vagina). Anal sex juga digunakan untuk menjaga keperawanan karena hymen tidak rusak. Alasan lain adalah karena anus lebih "ketat" daripada vagina (terutama setelah kelahiran bayi), karena itu lebih memberikan kepuasan bagi penis.
Resiko
Anal sex berisiko bagi kesehatan karena bakteri pada colon sigmoideum, bagian dari usus yang dekat dengan rectum, akan terangkat dan masuk ke penis saat penis yang berukuran +/- 15 cm memasuki anus. Colon sigmoideum ini mengandung banyak bakteri yang dapat menginfeksi penis pelaku anal sex. Adapun efek lainnya merusak kekencangan otot di anus yang berdampak pada berkurangnya daya tahan mengontrol buang air besar.




0 komentar: