PUTRI DARANANTE

| Sabtu, 18 Juni 2011 | 2 komentar |

November 02, 2009

PUTRI DARA NANTE
Cerita orang-orang zaman dulu,asal mula kerajaan Sanggau adalah keturunan DaraNante.
sementara Dara Nante itu bukan orang Sanggau asli.
orang dulu di negeri johor,malaysia ada kerajaan yang rajanya itu mempunyai 2 orang anak laki-laki. waktu raja meninggal dunia kedua anaknya
diberi daerah kekuasaan yang wilayahnya sangat besar.
karena si abang serakah dan tama',maka ia ingin berkuasa terhadap semua daerah kerajaan yang ditinggali oleh almarhum ayahnya.
tetapi adiknya tidak mau mendengarkan pendapat abangnya karena tidak sesuai dengan pesan sang ayah kepada mereka.
karena sang adik tidak mau mendengarkan pendapat sang abang akhirnya terjadilah perang diantara mereka.
ketika peperangan rupanya sang adik mengalami kekalahan, lalu dengan rombongan mereka yang masih hidup lari menggunakan kapal dan berlayar hingga mereka menemukan kampung darat.
kampung darat adalah kampung bongkal tempat rombongan sang adik singgah,mereka singgah harus melalui persetujuan orang kampung dan ketua adat.
perlu diketahi bahwa sang adik dari kerajaan johor itu adalah ayah DaraNante.
dalam pelarian, ayah DaraNante tidak lagi dipanggil Raja tapi cukup di panggil Pak tua dan istrinya Bu Tua sedangkan anaknya DaraNate.
kehidupan sehari-hari kini tidak seperti yang dulu lagi,sekarang kehidupan mereka bertolak belakang dengan yang dulu.mereka hidup bersama orang-orsng kampung asli.
dengan ditolong orang-orang yang ikut lari.dara disuruh memasak oleh Ibu dan Ayahnya,mencuci pakaian,dan mengemas rumah. Dara anak yang rajin,sopan dan tidak sombing. dia dikenal dengan anak yang pandai bergaul
semua orang kampung sangat suka dengannya.Dar memiliki rambut yang lebat dan hitam sepinggang,ia suka sekali menyanggul rambutnya. walaupun begitu ia masih saja terlihat cantik seperti seorang putri.
pada suatu hari terdengar berita yang tidak enak didengar di kampung ongkal. yaitu Dara anak Pak tua telah hamil dengan tidak memiliki suami,tentunya orang tua Dara terkrjut mendengar berita itu,karena selama ini Dara dikenal sebagai anak yang baik
sudah mencoret nama baik mereka dihadapan orang kampung. bemacam-macam hinaan, cemohan, dan kata-kata yang kurang sedap selalu terdengar dari orang kampun. tapi Dara tak menghiraukan dengan semua itu,sebab dia sendiri tidak tau
apa yang terjadi dengan dirinya.
orang tuanya telah berusaha berbicara dengan Dara agar mau mengakui siapa yang telah menghamilinya. setelah ditanya, Dara tetap saja menjawab tidak tau siapa yang telah menghamilinya.
menurut kpercayaan,orang yang hamil tidak ada suami adalah hal yang tabu dan melanggar hukum adat. kalau tidak cepat-cepat diselesaikan akanmembawa mala petaka dikampung,sebab orang kampung takut disumpah tuhan. semua orang kampung meminta ketua adat dan pemuka kampung
cepat menyelesaikan masalh ini.
urang tua Dara baru saja pulang dari uma, kemudian datang orang yang disuruh ketua adat, menyuruh mereka ke Balai Adat malam ini dengan Dara untuk bercerita sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan anak gadisnya.
malam harinya Dara disidang dengan bermacam-macam pertanyaan diajukan yang menyangkut masalah kandungannya. tapi jawaban yang keluar dari mulutnya sama dengan
jawaban yang di berikan ke orang tuanya.
tapi orng tua Dara tidak dapat menerima keputusan,sebab kita semua tidak tau apakah benar anak gadisnya tidak memiliki bukti yang jelas. bisa saja anak gadisnya itu mengidap penyakit. maka ayah Dara mengadakan acara berdukun, usul ayah Dara diterima
dan hukuman yang dijatuhkan ke Dara di cabut dulu.upacara berdukun di adakan pada malam pagi.
dalam upacara nya nanti, dukun minta disiapkan lilin,utan, cermin,bokong,beras perotih, daun sabang tiga lembar yang sudah diikat dengan kain merah hitam,kain merah hitam
untuk ikat kepala,tikar kodo,perabun,danlain-lain. semua ramuan di masukkan dalam bokong dan daun sabang disimpan di atas tepung yang fungsinya untuk mengibas-ngibas tubuh Dara,dan tikar kodo digulung kemudian Dara masuk kedalamnya.
malam yang ditentukan sudah tiba,semua orang kampung bongkal pada datang semua dan berkumpul dibalai adat. ada juga ketua adat, pemuka masyarakat, dukun,Dara bersama orang tuanya.
upacara dimulai,Dara disuruh duduk dengna mata tertutupi dengan kain merah hitam,kemudian ditutupi dengan tikar kodo yang sudah digulung. asap perabun ditengah ruang tempat berkumpulnya orang kampung.mulut dukun komat-kamit membaca mantra untuk memanggil imai dengan
menari-nari lalu duduk bersila dengan muka seram karena sudah termasuk imai yang dipanggil melalui mantra-mantra yang dibaca.
mata yang tadinya terpejam lalu perlahan dibuka dan dukun meminta satu orang membukakan gulungan tikar dan dukun mengambil daun sabang lalu dicelupkan ketepung tawar,kemudian di percik-percikkan ke tubuh Dara. cermin dibaringkan lalu dukun bilang kalau dara memang hamil,untuk melihat
siapa suaminya tunggu pada saat anaknya sudah lahir. "kenapa begitu Kek?"tanya ketua adat.
sebab dia hamil begini bukanlah kemauannya sendiri, semuanya diluar kesadaran dan ini merupakam kemauan tuhan. pada saat anakny beerusia 8 tahun baru akan ketahuan siapa ayah dari anak dara. nanati kalau anaknya sendiri akan menunjukkan siapa ayahnya. jadi hukuman yang dijatuhkan ke Dara dicabut
dulu sebab kalau tidak,maka kita yang akan kena bala.
hari berganti minggu dan minggu berganti bulan kandungan Dara sudah semakin membesar. tinggal menunggu hari kelahiran saja dan menunggu anaknya berusia 8 tahun, Dara suka duduk melamun didepan rumah seperti ada yang ditunggu. karena sukanya melamun dia sering ditegur orang yang lalu lalang melewati halaman rumahnya.
"apa yang kau tunggu,setiap hari duduk melamun begitu?"
"endak,aku lagi melihat anakku yang lagi bermain." sahut dara. karena seringnya ditegur orang yang lewat,maka nama yang awalnya Dara menjadi Dara Nante yang artinya Dara yang nunggu seseirang.
tidak terasa sudah 8 tahun umur anak Dara Nante.semua orang tidak lupa dengan apa yang dikatakna dukun. terutama Dara Nante yang tidak sabar ingin tahu siapa suaminya.dan bagaimana ia bisa hamil.
hari yang sudah ditentuka telah tiba, orang kampung berkumpul di balai adat. pada hari itu banyak orang kampung bongkal tidak pergi ke uma sabab mereka semua mau tahu siapa suami darai Dara Nante.
Acara dimulai dengan bedukun. lalu pak dukun bertanya dengan ujang yang duduk bersila dengan ibunya diatas tikar kodo.
"nang, kamu tahu siapa ayah kamu dan dimana dia tinggal?"tanya pak dukun.
"aku ajom tau siapa ayah saya,tapi kalau mereka ingin tahu siapa ayah saya, caranya mudah sekali. tolong carikan saya tangui. nanti kalau tangui ini saya lempar, kepala siapa yang akan di tungkup oleh tangui ini maka itulah ayah saya.
sebenarnya dukun sudah tau apa yang akan dikatakan ujang, tapi untuk memestikan orang kampung birkanlah ujang sendiri yang bilang caranya. pak dukun mengambil tangi kemudian rambut ujang di potong 3 helai dan diselipkan ditangui bagian bawah."mengapa rambut ujang diselipkan disini pak dukun?"tanya Dara Nante, rambut ini
nantinya yang akan mencari dari mana ia berasal.
kemudian tanggui itu dilemparkan oleh si ujang dan berputar-putar keangkasa menuju kearah hulu.melihat arah tanggui, maka ketua adat segera memerintahkan para pemuda
kampung untuk menyiapkan peralatan dan mengikujti arah tnggui itu. dengan rasa persaudaraan dan gotong royong yang tinggi,para pemuda kampung segera menyiapkan perahu beserta perlengkapannya dan segera mengikujti kemana arah tanggui itu.
sudah dua hari dua malam rombongn Dara Nnte dalam perjalanan, hingga sampailah mereka pada sebuah desa,yhaitu Desa entabai. di desa ini tanggui itu berputar-putar dan jatuh ketanah. mereka berfikir sejenak bahwa mungkin orang yang mereka cari ada di desa ini. kemudian tanggui itu dilempar lagi oleh si ujang
dan berputar-putar menuju kearah hulu kampung tersebut. setelah berputar beberapa kilometer kearah hulu, tanggui itu lalu jatuh menutupi kepala Babai Cinga yang sedang mencangkul.
Sedikit diceritakan latar belakang kehidupan Babai Cinga. Babai Cinga memiliki beberapa orang saudara. ia berasal dari dsa Emtaai. ia mengidap penyakit kulit berupa lepra atau kuru yang sangat menjijikan.
melihat keadaan Babai Cinga yang begitu menjijikan,masyarakat kampung Entabai merasa resah dan takut kalau-kalau penyakit itu akan menular kepada mereka. akhirnya atas kesepakatan bersama Babai Cinga diasingkan kesebuah daerah yang tidak ada penduduknya. sekarang desa itu bernama desa nanga jeri. didesa inilah Babai Cinga hidup sendirian.
ia membangun pondok dan bercocok tanam sebagaimana hidup orang suku dayak pada waktu itu.
dalam pengasingannya itulah akhirnya Babai CInga ditemukan oleh rombongan Dara Nante dan anaknya,dan akhirnya Babai Cinga dibawa oleh rombongan tersebut berangkat kembali ke Desa Bongkal.
sesampainya di desa Bongkal, mereka disambut oleh masyarakat kampung yang ingin mengetahui siapa suami Dara Nante dan bagaimana rupa wajahnya. tetapi alangkah terkejut dan jijiknya orang kampung, terlebih-lebih orang tua Dara Nante
melihatang yang memakai tanggui yang dibawa oleh pemuda kampung."beginikah suami anakkku? alangkah malangnya nasib anakku,"keluh Ibu Da ra Nante.
setelah termangu beberapa saat, ketua adat mempersilahkan Babai Cinga untuk naik ke rumah dan berkumpul kembali di balai adat. mkemudian ketua adat mempersilahkan Pak Dukun untuk bertanya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan orang yang dihadapan mereka itu. "sispa namamu, nak?" tanya pak dukun .
"nama saya Babai cinga," kamu berasak dari kampung mana dan apakah tanggui telah menyungkup kepalamu?"yanta pak dukun lagi. "saya berasal dari kampung entabai dan tanggui ini telah menyungkup kepala sayaketika saya sedang mencangkul dikebun,"jawab Babai Cinga seadanya dengan masih diliputi perasaan bingung dengan keadaan disekelilingnya. belum habis
rasa bingungnya itu kemudian pak dukun berbicara lagi."{bagaimana Dara Nante,apakah kamu mau menerima Babai Cinga ini menjadi suamimu?" tanya pak dukun sambil menunjukkan jarinya kearah Babai Cinga yang sedang duduk dalam kebingungan. "sesuai dengan janji dan hasil berdukun,maka saya terima Babai Cinga menjadi suami saya walau bagaimana pun keadaannya, tegas Dara Nante sambil memandang babai cinga tanpa memperlihatkan perasaan jijik.
mendengar jawaban dara nante,penduduk kampung bongakl gempar,apalagi babai cinga bingungnya semakin menjadi-jadi sehingga akhirnya ia pun bertanya"apa yang sebenarnya terjadi disini?".
melihat babai cinga bingung,pak dukun pun bercerita tentang hal yang menimpa dara nante, mengapa dia dibawa kemari untuk dijadikan suami dara nante.
mendengar penjelasan pak dukun,babai cinga semakin bngung. bagaimana mungkin ia ditempat perasinagn yang jauh dihulu desa entabai dapat membuat dara nante menjadi hamil.
inilah yang perlu diketahui oleh semua orang,bagaimana dara nante bisa hamil oleh babai cing a.mmulaila'h 'pak dukun bercerita, babai cinga di perasinagnnya selalu menanam mentimun dan mentimun itu selalu berbuah dengan lebatnya sehingga merambat sampai ketepi sungai dan dihulunyababai cinga membangun sebuah jamban. tanpa disadari salah satu dari buah mentimun yang bergelantungan mengenai air sungai,setiap babai cinga buang air kecil,
selau saja mengenai buah mentimun itu. lama kelamaan buah mentimun itu lepas dari tangkainya dan kemudian hanyut ke daerah tempat dara nante tinggal.dan ditemukan oleh dra nante. kemudian mentimun itu di makan oleh dara nante akhirnya dara nante pun menjadi hamil.demikian akhir cerita pak dukun dan untuk mempertegas ceritanya maka bertanyalah pak dukun" apakah benar kamu ada menanam buah mentimun ditempat pengasinagnmu?"tanya pada babai cinga.
'benar pak dukun",jawab babai cinga dengan perasaan sedikit lega karena kebingungannya itu sedikit terjawab."dara nante coba kamu ingat-ingat ,apakah benar delapan tahun yang lalu kamu menemukan dan memakan buah mentimun yang hanyut dari hulu sungai?"tanya pak dukun lagi. dara nante yang duduk berdampingan dengan si ujang,menjawab'benar pak dukun,waktu itu kamisedang mandi beramai-ramai diungai,tiba-tiba saya melihat buah mentimun yang hanyut,kemudian
saya ambil dan saya makan buah mentimun itu".jadi jelaslah sudah semua permasalahannya. untuk selanjutnya kita serahkan saja kepada kedua orang tua dara nante dan babai cinga. atas saran dari ketua adat maka ditentukan hari pernikahan merek ayaitu dua hari setelah hari ini.
pada hari yang ditentukan semua warga kampung bingkal hadir pada upacara pernikahan itu.
setelah pesta pernikahan usai dan tamu-tamu pun sudah pulang kecuali pak dukun,ketua adat dan beberapa pemuka masyarakat lainnya diminta untuk tinggal sebentar oleh orang tua dara nante. mereka meminta bantuan mengenai satu hal lagi yaitu mengenai penyakit babai cinga. ayah dara nante bertanya pada pak dukun,apakah penyakit babai cinga dapat diobati?" mendengar pertanyaan ayah dara nante, pak dukun tersenyum dan menjawab,"jangan khawatir pak tua,penyaki tbabai cinga
akan disembuhkan oleh dara nante sendiri sebab ini bukan penyakit biasa melainkan penyakit kutukan. kutukan itu akan hilang apanila ada orang yang menyayanginya.
siapa yang telah mengutuknya,pak dukun?"tanya ibu dara nante keheranan.
siapapun yang mengutuknya kita tidak perlu tahu,itu rahasia babai cinga.untuk menyembuhkannya,setiap babai cinga mandi suruh dara nante menggosok seluruh badannya dengan sabut kelapa,"jawab pak dukun sambil memberi penjelasan pada orang tua dara nante.
maka di bawalah babai cinga mandi kesungai di bantu dara nante dengan menggosokkan badan suaminya dan keanehan pun terjadi,setiap badan babai cinga di celupkan ke air sedikit demi sedikit kuru (kudis) yang menempel di tubuhnya hilang. dara nante pun heran melihat keajaiban itu,untuk menjawab keheranan itu ketika suaminya mencelupkan badannya ke air,ia pun ikut menyelam dan dilihatnya penyakit kuru suaminya dimakan ikan-ikan kecil bergaris merah yang oleh penduduk setempat dinamakan ikan korak.
melihat kejadian itu,dara nante bersumpah bahwa semua keturunannya tidak boleh memakan ikan korak tersenut karena jasa ikan korak inilah
babai cinga sembuh dari penyakitnya dan kulitnya dpat kembali normal seperti sedia kala.
setelah babai cinga memiliki beberapa orang anak,mereka pun pindah kesebuah desa yang mereka bangun sendiri yaitu SANGGAU namanya(http://grrwrt.blogspot.com/2009/11/putri-dara-nante-cerita-orang-orang.html)